Rabu, 20 Januari 2010

Trigonometri

Nilai-Nilai Trigonometri Dengan Sudut-Sudut Istimewa



RUMUS TRIGONOMETRI

1. Rumus trigonometri I

© Sin (A+B) = Sin A • Cos B + Cos A • Sin B
© Sin (A-B) = Sin A • Cos B - Cos A • Sin B
© Cos (A+B) = Cos A • Cos B – Sin A • Sin B
© Cos (A-B) = Cos A • Cos B + Sin A • Sin B
© Tag (A+B) = Tag A + Tag B
1 – Tag A•Tag B
© Tag (A-B) = Tag A - Tag B
1 + Tag A•Tag B

2. Rumus trigonometri II

© Sin A + Sin B = 2 • Sin ½ (A+B) • Cos ½ (A-B)
© Sin A - Sin B = 2 • Cos ½ (A+B) • Sin ½ (A-B)
© Cos A + Cos B = 2 • Cos ½ (A+B) • Cos ½ (A-B)
© Cos A - Cos B = -2 • Sin ½ (A+B) • Sin ½ (A-B)

3. Rumus trigonometri III
© Sin 2A = Sin (A+A)
Bukti :
Sin (A+A) = Sin A • Cos B + Cos A • Sin B
= 2 • Sin A • Cos A
Jadi, : Sin 2A = 2 • Sin A • Cos A

© Cos 2A = Cos² A – Sin² A
Bukti :
Cos 2A = Cos A • Cos A – Sin A • Sin A
= Cos² A – Sin² A
Jadi, : Cos 2A = Cos² A – Sin² A

© Tag 2A = Tag (A+A)
Bukti :
Tag 2A = Tag A + Tag A
1- Tag A• Tag A
= 2 Tag A
1 – Tag ² A
Jadi, : Tag 2A = 2 Tag A
1– Tag ² A


4. Rumus trigonometri IV
© Sin A Cos B = ½ [ Sin (A+B ) + Sin (A-B)]
© Cos A Sin B = ½ [Sin (A+B ) - Sin (A-B)]
© Cos A Cos B = ½ [Cos (A+B) + Cos (A-B)]
© Sin A Sin B = - ½ [Cos (A+B) - Cos (A-B)]

Himpunan

1. Pengertian

Himpunan adalah kumpulan objek-objek yang keanggotaannya didefinisikan dengan jelas.

Contoh:

  • Himpunan siswa anak XI MM 1 SMK Negeri 1 Cerme tahun 2009-2010 yang nilai IQ-nya diatas 120.
  • Himpunan bilangan-bilangan bulat diantara 10 dan 500 yang habis dibagi 7

Himpunan hanya membicarakan objek-objek yang berlainan saja.

  1. Metode Roster
    yaitu dengan menuliskan semua anggota himpunan di dalam
    tanda kurung {...........}
    contoh: himpunan bilangan ganjil N = {1,3,5,7,9,.......}

  2. Metode Rule
    yaitu dengan menyebutkan syarat keanggotaannya
    contoh: N = {x½x adalah bilangan asli}


2. Istilah Istilah

  1. Elemen (Anggota) ------- notasi : Î
    setiap unsur yang terdapat dalam suatu himpunan disebut
    elemen/anggota himpunan itu.
    contoh:
    A ={a,b,c,d}
    a Î A (a adalah anggota himpunan A)
    e Ï A (e bukan anggota himpunan A)


  2. Himpunan kosong ------- notasi : f atau {}
    yaitu himpunan yang tidak mempunyai anggota
    contoh :
    A = { x | x² = -2; x riil}
    A = f


  3. Himpunan semesta ------- notasi : S

    yaitu himpunan yang memuat seluruh objek yang dibicarakan
    contoh :
    K = {1,2,3}
    S = { x | x bilangan asli } atau
    S = { x | x bilangan cacah } atau
    S = { x | x bilangan positif } dsb.

3. Hubungan Antar Himpunan
  1. Himpunan bagian ------- notasi : Ì atau É

    Himpunan A adalah himupnan bagian dari himpunan B, jika setiap anggota A adalah anggota B.

    Ditulis : A Ì Bf atau B É A

    contoh:
    A={a,b}; B={a,b,c}; C={a,b,c,d}
    maka A Ì B ; A Ì C ; B Ì C

    ketentuan :

    • himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari sembarang
    • himpunan ( f Ì A )himpunan A adalah himpunan bagian dari
    • himpunan A sendiri ( A Ì A)jika anggota himpunan A ada sebanyak n, maka banyaknya himpunan bagian dari A adalah HB = 2n

    HB = 2n

    contoh:
    jika A = {a,b,c}
    maka himpunan bagian dari A adalah :
    {a}, {b}, {c}, {a,b}, {a,c}, {b,c}, {a,b,c} dan f

    seluruhnya ada 2³ = 8

    POWER SET 2s
    himpunan yang elemennya adalah himpunan-himpunan bagian dari S

    contoh:
    S = {a,b,c}
    2s = { {a}, {b}, {c}, {a,b}, {a,c}, {b,c}, {a,b,c}, f }


  2. Himpunan sama ------- notasi : =

    Dua himpunan A dan B adalah sama, jika setiap elemen A adalah elemen B, dan setiap elemen B adalah elemen A.

    Ditulis A = B

    contoh:
    K = {x | x²-3x+2=0}
    L = {2,1}
    maka K = L


  3. Himpunan lepas ------- notasi : //

    Dua himpunan A dan B disebut saling lepas, jika himpunan A tidak mempunyai anggota persekutuan dengan himpunan B.

    Ditulis A // B

    contoh:
    A = {a,b,c}
    B = {k,l,m}
    Maka A // B

4. Operasi Pada Himpunan

A. Gabungan (union)
Gabungan dari dua himpunan A dan B adalah himpunan yang terdiri dari semua elemen yang menjadi anggota A atau menjadi anggota B.


B. Irisan (intersection)
Irisan dari dua himpunan A dan B adalah himpunan yang terdiri dari semua elemen persekutuan dari himpunan A dan B.


C. Selisih
Selisih antara dua himpunan A dan B adalah himpunan yang terdiri dari semua anggota A yang bukan anggota B.


D. Komplemen
Komplemen dari himpunan A adalah himpunan yang terdiri dari semua anggota himpunan S yang bukan anggota A.


5. Skema Bilangan
  1. Himpunan bilangan asli
    Himpunan bilangan asli adalah himpunan bilangan yang anggota-anggotanya merupakan bilangan bulat positif.

    N = {1,2,3,4,5,6,......}

  2. Himpunan bilangan prima
    Himpunan bilangan prima adalah himpunan bilangan-bilangan asli yang hanya dapat dibagi dirinya sendiri dan satu, kecuali angka 1.

    P = {2,3,5,7,11,13,....}

  3. Himpunan bilangan cacah
    Himpunan bilangan cacah adalah himpunan bilangan yang anggota-anggotanya merupakan bilangan bulat positif digabung dengan nol.

    C = {0,1,2,3,4,5,6,....}

  4. Himpunan bilangan bulat
    Himpunan bilangan bulat adalah himpunan bilangan yang anggota-anggotanya seluruh bilangan bulat, baik negatif, nol, dan positif.

    B = {...,-3,-2,-1,0,1,2,3,...}

  5. Himpunan bilangan rasional
    Himpunan bilangan rasional adalah himpunan bilangan yang anggota-anggonya merupakan bilangan yang dapat dinyatakan sebagai:
    p/q dimana p,q Î bulat dan q ¹ 0 atau dapat dinyatakan sebagai suatu desimal berulang.

    contoh: 0,-2, 2/7, 5, 2/11, dan lain lain

  6. Himpunan bilangan irasional
    Himpunan bilangan irasional adalah himpunan bilangan yang anggota-anggotanya tidak dapat dinyatakan sebagai sebagai p/q atau tidak dapat dinyatakan sebagai suatu desimal berulang.

    contoh: log 2, e, Ö7

  7. Himpunan bilangan riil
    Himpunan bilangan riil adalah himpunan yang anggota-anggotanya merupakan gabungan dari himpunan bilangan rasional dan irasional.

    contoh: log 10, 5/8, -3, 0, 3

  8. Himpunan bilangan imajiner
    Himpunan bilangan imajiner adalah himpunan bilangan yang anggota-anggotanya merupakan i (satuan imajiner) dimana i merupakan lambang bilangan baru yang bersifat i² = -1

    contoh: i, 4i, 5i

  9. Himpunan bilangan kompleks
    Himpunan bilangan kompleks adalah himpunan bilangan yang anggota-anggotanya (a + bi) dimana a, b Î R, i² = -1, dengan a bagian riil dan b bagian imajiner.

    contoh: 2-3i, 8+2

Persamaan Garis Lurus

Bentuk-Bentuk Persamaan Garis

1.Bentuk umum
ax + by + c = 0 atau y = mx + n

2. Persamaan sumbu x ® y = 0

3. Persamaan sumbu y ® x = 0

4. Sejajar sumbu x ® y = k

5. Sejajar sumbu y ® x = k

6. Melalui titik asal dengan gradien m
y = mx

7. Melalui titik (x1,y1) dengan gradien m
y -y1 = m (x - x1)


8. Melalui potongan dengan sumbu di titik (a,0) dan (0,b)
bx + ay = ab


9. Melalui titik (x1,y1) dan (x2,y2)
(y-y1)/(y2-y1) = (x-x1)/(x2-x1)
y-y1 = ((y2-y1)/(x2-x1))(x-x1)


ket :

Persamaan (9) didapat dari persamaan (7) dengan mengganti
m=(y2-y1)/(x2-x1)
Garis ini mempunyai gradien m = (y2-y1)/(x2-x1)


Funsi Linier

1. Pengertian Fungsi Linier
Fungsi linier adalah suatu fungsi yang variabelnya berpangkat satu atau suatu fungsi
yang grafiknya merupakan garis lurus. Oleh karena itu fungsi linier sering disebut
dengan persamaan garis lurus (pgl) dengan bentuk umumnya sbb.:
f : x → mx + c atau f(x) = mx + c atau y = mx + c
m adalah gradien / kemiringan / kecondongan dan c adalah konstanta.

2. Melukis Grafik Fungsi Linier
Langkah-langkah melukis grafik fungsi linier
a Tentukan titik potong dengan sumbu x, y = 0 diperoleh koordinat A( x1, 0)
b Tentukan titik potong dengan sumbu y, x = 0 diperoleh koordinat B( 0, y1)
c hubungkan dua titik A dan B sehingga terbentuk garis lurus.

3. Gradien Dan Persamaan Garis Lurus
a). Garis lurus yang melalui titik A(x1, y1) dan B(x2, y2) memiliki gradien m:
m = y1-y2 atau m = y2-y1
x1-x2 x2-x1

b. Persamaan garis lurus yang melalui titik A(x1, y1) dan B(x2, y2) adalah:
y-y1 = x-x1
y2-y1 x2-x1

c. Persamaan garis lurus (pgl) yang bergradien m dan melalui titik A(x1, y1) adalah:
y = m (x – x1 ) + y1

4. Menentukan Gradien Dari Persamaan Garis Lurus
@ Persamaan garis lurus : ax + by = c maka gradiennya m = - a/b
@ Persamaan garis lurus : y = ax + b maka m = a
@ Garis yang sejajar sumbu x memiliki persamaan y = c dan m = 0
@ Garis yang sejajar sumbu y memiliki persamaan x = c dan tidak memiliki gradient

5. Titik Potong Dua Buah Garis
Menentukan titik potong dua buah garis lurus identik dengan menyelesaikan
penyelesaian sistem persamaan linier dua variabel baik dengan metode eleminiasi,
metode substitusi maupun metode grafik.

6. Hubungan Dua Buah Garis
Dua garis yang bergradien m1 dan m2 dikatakan sejajar jika m1 = m2 dan tegak lurus jika m1 x m2 = -1

Baris dan Deret Bilangan

A. Pola Bilangan

1. Pengertian Pola Bilangan
Sebuah bilangan yang tersusun dari bilangan lain yang mempunyai pola tertentu,maka yang demikian itu disebut pola bilangan.
Dari beberapa jenis bilangan, tidak semua bilangan akan kami bahas. Dalam bab ini pembahasan akan difokuskan pada himpunan bilangan asli. Sedangkan bilangan asli sendiri dibagi menjadi beberapa himpunan bagian bilangan asli.

Beberapa himpunan bagian bilangan asli tersebut antara lain:
Himpunan bilangan ganjil = {1 , 3 , 5 , 7 , 9 , . . . }
Himpunan bilangan genap = {2 , 4 , 6 , 8 , . . .}
Himpunan bilangan kuadrat = {1 , 4 , 9 , 16, . . .}, dan
Himpunan bilangan prima = {2 , 3 , 5 , 7 , 11 , . . . }
Untuk selanjutnya akan dipelajari mengenai pola-pola
bilangan yang merupakan himpunan bagian dari himpunan
bilangan asli.

2. Pola Bilangan Ganjil dan Bilangan Genap
a. Pola Bilangan Ganjil
Salah satu dari himpunan bagian bilangan asli adalah bilangan ganjil. Bilangan ganjil adalah bilangan bulat yang tidak habis dibagi 2 atau bukan kelipatan dua. Dalam hal ini karena pembahasan hanya pada himpunan bagian dari bilangan asli, maka anggota dari himpunan bilangan asli ganjil adalah {1, 3, 5, 7, 9 . . .}
Dari pola-pola bilangan ganjil, kemudian dapat ditentukan jumlah bilangan asli ganjil.
Jumlah dari n bilangan asli ganjil yang pertama =n2(n kuadrat).

b. Pola Bilangan Genap
Selain bilangan ganjil, yang termasuk himpunan bagian bilangan asli adalah bilangan genap, yaitu { 2 , 4 , 6 , 8 , . . . }.
Jumlah dari n bilangan asli genap yang pertama adalah:
2 + 4 + 6 + 8 + . . . + n = n ( n + 1)

3. Pola Bilangan pada Segitiga Pascal
kata pascal diberikan untuk mengenang Blaise Pascal (1623-1662), seorang ahli matematika bangsa Perancis yang menemukan susunan bilangan-bilangan tersebut. Jika di
perhatikan, ternyata terdapat hubungan antara suatu bilangan dengan jumlah bilangan berdekatan yang terdapat pada baris yang ada tepat di atasnya.
Dalam pola bilangan segitiga pascal, jumlah bilangan pada baris ke-n adalah Sn = 2n-1 atau (2 pangkat n-1).


B. Barisan Bilangan

Barisan bilangan adalah bilangan-bilangan dalam matematika yang diurutkan dengan aturan tertentu. Tiap - tiap bilangan yang terdapat pada barisan bilangan tersebut disebut suku dari barisan itu. Secara umum barisan bilangan dinyatakan
dalam bentuk U1, U2, U3, U4, . . . , Un, dengan U1 adalah suku pertama dan Un adalah suku ke-n.

1. Menentukan Rumus ke-n dari Suatu Barisan
Untuk menentukan rumus ke-n , kita harus menentukan suku pertama (a) dan beda (b).Contoh :
Tulis rumusnya 2,3,4,...
Penyelesaian :
a = 2
b = 3-2 = 1
Un = a + (n-1) b
Un = 2 + (n-1) 1
Un = 2 + n – 1
Un = n - 1

2. Menentukan Suku ke-n dari Suatu Barisan
Suku ke-n suatu barisan bilangan dilambangkan dengan Un. Sedangkan untuk menentukan suku ke-n dapat dicari dengan rumus yang dapat diketahui melalui aturan
pembentukan barisan bilangan.

Contoh :
Suatu barisan dalam bentuk rumus Un = 2n + 3
Tentukan U15
Penyelesaian :
Un = 2n + 3
U15 = 2(15) + 3
= 33


C. Deret Bilangan

Deret Bilangan adalah suku-suku suatu barisan yang dijumlahkan.
Jumlah deret bilangan dapat dinyatakan dengan rumus Sn = 1/2 n (a + Un) 1/2
Contoh : Hitunglah jumlah bilangan asli sampai suku ke-10
Penyelesaian :
1,2,3,……10
a = 1
b = 3-2 = 1
U10 = 10
Maka:
Sn = 1/2 n (a + Un)
S10= 1/2 .10 (1 + U10)
S10= 1/2 .10 (1 + 10)
S10= 1/2 .10 (11)
S10= 55

Selasa, 19 Januari 2010

Barisan dan Deret Aritmatika

  • BARISAN ARITMATIKA

    U1, U2, U3, .......Un-1, Un disebut barisan aritmatika, jika
    U2 - U1 = U3 - U2 = .... = Un - Un-1 = konstanta

    Selisih ini disebut juga beda (b) = b =Un - Un-1

    Suku ke-n barisan aritmatika a, a+b, a+2b, ......... , a+(n-1)b
    U1, U2, U3 ............., Un

    Rumus Suku ke-n :

    Un = a + (n-1)b = bn + (a-b)
    ® Fungsi linier dalam n


  • DERET ARITMATIKA

    a + (a+b) + (a+2b) + . . . . . . + (a + (n-1) b) disebut deret aritmatika.

    a = suku awal
    b = beda
    n = banyak suku
    Un = a + (n - 1) b adalah suku ke-n

    Jumlah n suku

    Sn = 1/2 n(a+Un)
    = 1/2 n[2a+(n-1)b]
    = 1/2bn² + (a - 1/2b)n ® Fungsi kuadrat (dalam n)

    Keterangan:

    1. Beda antara dua suku yang berurutan adalah tetap (b = Sn")

    2. Barisan aritmatika akan naik jika b > 0
      Barisan aritmatika akan turun jika
      b <>

    3. Berlaku hubungan Un = Sn - Sn-1 atau Un = Sn' - 1/2 Sn"

    4. Jika banyaknya suku ganjil, maka suku tengah

      Ut = 1/2 (U1 + Un) = 1/2 (U2 + Un-1) dst.

    5. Sn = 1/2 n(a+ Un) = nUt ® Ut = Sn / n

    6. Jika tiga bilangan membentuk suatu barisan aritmatika, maka untuk memudahkan perhitungan misalkan bilangan-bilangan itu adalah a - b , a , a + b
  • Barisan dan Deret Geometri

    1. BARISAN GEOMETRI

      U1, U2, U3, ......., Un-1, Un disebut barisan geometri, jika

      U1/U2 = U3/U2 = .... = Un / Un-1 = konstanta

      Konstanta ini disebut pembanding / rasio (r)

      Rasio r = Un / Un-1

      Suku ke-n barisan geometri

      a, ar, ar² , .......arn-1
      U1, U2, U3,......,Un

      Suku ke n Un = arn-1 ® fungsi eksponen (dalam n)


    2. DERET GEOMETRI

      a + ar² + ....... + arn-1 disebut deret geometri
      a = suku awal
      r = rasio
      n = banyak suku

      Jumlah n suku

      Sn = a(rn-1)/r-1 , jika r>1
      = a(1-rn)/1-r , jika r<1>
      1. Rasio antara dua suku yang berurutan adalah tetap
      2. Barisan geometri akan naik, jika untuk setiap n berlaku
        Un > Un-1
      3. Barisan geometri akan turun, jika untuk setiap n berlaku
        Un <>n-1

        Bergantian naik turun, jika r <>
      4. Berlaku hubungan Un = Sn - Sn-1
      5. Jika banyaknya suku ganjil, maka suku tengah
        _______ __________
        Ut = Ö U1xUn = Ö U2 X Un-1 dst.

      6. Jika tiga bilangan membentuk suatu barisan geometri, maka untuk memudahkan perhitungan, misalkan bilangan-bilangan itu adalah a/r, a, ar


    3. DERET GEOMETRI TAK BERHINGGA

      Deret Geometri tak berhingga adalah penjumlahan dari

      U1 + U2 + U3 + ..............................

      ¥
      å Un = a + ar + ar² .........................
      n=1

      dimana n ® ¥ dan -1 <> sehingga rn ® 0

      Dengan menggunakan rumus jumlah deret geometri didapat :

      Jumlah tak berhingga S¥ = a/(1-r)

      Deret geometri tak berhingga akan konvergen (mempunyai jumlah) untuk -1 <>

      Catatan:

      a + ar + ar2 + ar3 + ar4 + .................

      Jumlah suku-suku pada kedudukan ganjil

      a+ar2 +ar4+ ....... Sganjil = a / (1-r²)

      Jumlah suku-suku pada kedudukan genap

      a + ar3 + ar5 + ...... Sgenap = ar / 1 -r²

      Didapat hubungan : Sgenap / Sganjil = r

    PENGGUNAAN

    Perhitungan BUNGA TUNGGAL (Bunga dihitung berdasarkan modal awal)

    M0, M1, M2, ............., Mn

    M1 = M0 + P/100 (1) M0 = {1+P/100(1)}M0

    M2 = M0 + P/100 (2) M0 = {1+P/100(2)} M0

    .
    .
    .
    .

    Mn =M0 + P/100 (n) M0 ® Mn = {1 + P/100 (n) } M0


    Perhitungan BUNGA MAJEMUK (Bunga dihitung berdasarkan modal terakhir)

    M0, M1, M2, .........., Mn

    M1 = M0 + P/100 . M0 = (1 + P/100) M0

    M2 = (1+P/100) M0 + P/100 (1 + P/100) M0 = (1 + P/100)(1+P/100)M0
    = (1 + P/100)² M0
    .
    .
    .

    Mn = {1 + P/100}n M0

    Keterangan :

    M0 = Modal awal
    Mn = Modal setelah n periode
    p = Persen per periode atau suku bunga
    n = Banyaknya periode

    Catatan:

    Rumus bunga majemuk dapat juga dipakai untuk masalah pertumbuhan tanaman, perkembangan bakteri (p > 0) dan juga untuk masalah penyusutan mesin, peluruhan bahan radio aktif (p <>

     

    © Street Art Copyright by aZtU mADriDiSTa | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowtoTricks

    ..::Terima kasih atas kunjungannya, jangan pernah bosan-bosannya untuk mengunjungi BLOG saya lagi::..__________by: aZtU